Perjuangan Ahli Politik Dayak di Sarawak yang memperjuangkan hak-hak Sarawak
Perjuangan Ahli Politik Dayak di Sarawak yang memperjuangkan hak-hak Sarawak. Illustration Ai |
Perjuangan politik Dayak di Sarawak bermula sekitar tahun 1960-an, ketika Dayak mulai menyedari bahawa hak-hak mereka telah dikurangkan oleh pemerintah pusat Malaysia. Tokoh-tokoh politik Dayak yang terkenal di masa itu termasuk James Wong, Tawi Sli, Datuk Temenggong Jugah, dan Datuk Patinggi Abang Haji Openg. Mereka berjuang untuk hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya Dayak yang lebih baik, serta pemerintahan yang lebih adil dan inklusif di Sarawak. Pada tahun 1967, Parti Pesaka Anak Sarawak (PESAKA) didirikan untuk mewakili kepentingan Dayak. Pada tahun 1971, PESAKA bergabung dengan Barisan Nasional yang menjadi parti pemerintah di Sarawak dan Malaysia. Namun perjuangan Dayak terus berlanjut hingga sekarang.
Perjuangan Dayak terus berlanjut hingga sekarang,
dengan beberapa tokoh politik Dayak yang masih memperjuangkan hak-hak mereka,
termasuk Datuk Seri Wong Soon Koh, Datuk Seri Dr. James Jemut Masing, dan Baru
Bian. Mereka berjuang untuk hak-hak tanah, ekonomi, dan budaya Dayak yang lebih
baik, serta pemerintahan yang lebih adil dan inklusif di Sarawak. Pada tahun
2016, Parti Dayak Sarawak Bersatu (PBDSB) didirikan untuk mewakili kepentingan
Dayak di Sarawak.
Selain itu, beberapa organisasi masyarakat
Dayak juga aktif dalam memperjuangkan hak-hak Dayak, seperti Sarawak Dayak Iban
Association (SADIA), Persatuan Dayak National (PEDAS), dan Dayak Cultural
Foundation (DCF). Mereka berjuang untuk pengakuan hak-hak adat Dayak,
perlindungan tanah Dayak, dan pengembangan ekonomi yang berkeadilan bagi komunitas
Dayak.
Secara keseluruhan, perjuangan politik
Dayak di Sarawak telah berlangsung selama lebih dari 50 tahun. Meskipun telah
terjadi beberapa kemajuan, perjuangan ini masih berlanjut hingga sekarang,
dengan tokoh-tokoh politik dan organisasi masyarakat Dayak yang terus
memperjuangkan hak-hak komunitas Dayak di Sarawak.
Jumlah orang Dayak yang hidup di seluruh
Malaysia tidak pasti, tetapi diperkirakan sekitar 1 juta atau kurang. Dayak
merupakan salah satu dari beberapa suku asli di Malaysia, yang tersebar di
beberapa negeri di Sarawak dan Sabah.
Di Sarawak, suku Dayak terbesar adalah
Iban, yang diperkirakan mencapai sekitar 30% dari jumlah penduduk Sarawak.
Selain itu, ada juga suku Dayak lain seperti Bidayuh, Orang Ulu, Melanau, dan
Penan. Di Sabah, suku Dayak yang paling banyak dijumpai adalah Dusun, Murut,
dan Rungus.
Suku Dayak di Malaysia memiliki budaya yang
unik dan beragam, dengan tradisi dan kepercayaan yang berbeda-beda. Beberapa
suku Dayak juga memiliki bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Namun, komunitas
Dayak di kedua negeri itu umumnya memiliki kesamaan dalam hal perlindungan
tanah, hak-hak adat, dan pengembangan ekonomi yang berkeadilan.
Peratusan orang Dayak yang berpendidikan di
Malaysia mungkin lebih rendah berbanding dengan penduduk Malaysia secara umum.
Statistik yang tersedia mungkin tidak selalu menyoroti peratusan orang Dayak
yang berpendidikan khusus, tetapi ia menunjukkan tingkat pendidikan masyarakat
asli di Malaysia secara umum.
Menurut laporan Kementerian Pendidikan
Malaysia tahun 2020, tingkat pendidikan masyarakat asli di Malaysia adalah
sekitar 44.6%. Kemudian laporan Kementerian Pendidikan Malaysia tahun 2021
menunjukkan tingkat pendidikan masyarakat asli di Malaysia adalah sekitar
47.5%.
Dalam sektor pekerjaan, ramai orang Dayak
bekerja dalam sektor pertanian dan perikanan. Beberapa juga bekerja dalam
sektor pertambangan dan pertambangan kayu, serta di sektor perkhidmatan. Namun,
tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi di kalangan komuniti Dayak
mungkin menyebabkan sukar bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.